Rabu, 04 Mei 2011

tangisan yang dipuji Allah

Tangisan yang dipuji Allah
Oleh: Jamaludin Sholihin

dan tiada berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan
Menangis karena sakit mungkin masih bisa dimaklumi, dan menangis karena suatu kesedihan yang sangat dalam juga masih bisa diterima, karena Rasulullah saw sendiri pernah meneteskan airmatanya dengan nafas yang tersendat-sendat ketika menatapkan pandangan beliau ke jenazah anak Zaenab, keluarga beliau sendiri. Tetapi tangis yang terus menerus di luar kewajaran, maka Rasulullah saw karena dalam tangis itu mengandungarti keputusasaan dan dengan putus asa dapat terjebak ke dalam kekafiran, dan cenderung tidak percaya kepada rahmat allah Swt. Allah Swt berfirman dalam al-qur’an:

Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Mengapa seseorang menangis, menangis pada umumnya dikarenakan penderitaan serius yang dialaminya, mungkin karena sakit, mungkin kehilangan sesuatu yang benar-benar dicintai, baik berupa benda maupun orang, seperti suami, kekasih, anak ataupun sanak keluarga, bahkan meninggalnya seorang yang kita kenal sebagaimana meninggalnya kyai haji Abdurrahman wahid seorang ulama besar sekaligus presiden ke 4 Republik Indonesia, namun ada juga orang-orang yang secara sepontan meneteskan air matanya disebabkan menerima sesuatu kegembiraan yang sangat mengharukan.
Lantas tangisan seperti apakah yang pernah kita alami? Tentu hal itu hanya Allah dan diri sendirilah yang paling mengetahui sebab dari tangisan yang pernah kita alami......
Pada tahun ke 9 Hijriyah terjadilah apa yang disebut dengan perang Tabuk. Begitu tercium berita, bahwa tentara Rum telah siap menyerbu kaum Muslimin melalui negeri Syam, maka Rasulullah saw segera memberi komando persiapan perang dengan menyusun bala tentaranya sehingga tersusunlah kekuatan sebanyak 30.000 personol pasukan kaum Muslimin. Pasukan ini terkenal dengan sebutan “Jaisyul Usrah” sebab waktu itu musim panas yang sangat menyengat dan karena panas ini kaum munafik yang dipelopori oleh Abdullah ibnu Ubay rewel di tengah jalan dan meminta pulang kembali, yang akhirnya diizinkan oleh Rasulullah saw.
Sementara itu ada 7 orang sahabat Rasulullah saw yang sangat berhasrat ikut maju ke medan perang Tabuk ini. Diantara 7 orang sahabat tersebut adalah: Salim ibnu Umair, Utbah ibnu Zaid, Abu laila, Amru ibnu Humam, Abdullah ibnu Sariyah, Abdullah ibnu Mughaffal, Harami ibnu Abdillah dan Irbad ibnu Sariyah. Mereka ini orang-orang miskin harta, tetapi mempunyai semangat jihad fisabilillah yang sangat tinggi dan luar biasa. Maka menjelang keberangkatan pasukan kaum Muslimin ke medan perang, ketujuh orang sahabat ini menghadap kepada Rasulullah saw memohon untuk ikut diberangkatkan ke medan peperangan, namun mereka tidak mempunyai kendaraan apa-apa, sedangkan jarak tempuh dari Madinah ke negeri Syam (kini Suriyah) sangatlah jauh, apalagi saat itu musim panas, sehingga tidak mungkin ditempuh dengan berjalan kaki.
Berhubung persediaan kendaraan tidak ada, maka dengan berat hati rasulullah saw mengatakan kepada ketujuh orang sahabat tersebut, bahwa beliau tidak bisa membawa mereka ke medan jihad fi sabilillah. Kemudian ketujuh orang Sahabat tersebut pulang dan menangis dengan perasaan yang benar-benar sedih. Dari peristiwa inilah turun ayat al-qur’an yakni surat al-Taubah: 92.

dan tiada berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan) Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak mempunyai harta yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi berperang(
karena luhurnya jiwa dan semangat jihad fisabilillah itu , maka peristiwa tersebut diabadikan dalam al-qur’an. Orang-orang yang sangat dipuji Allah ini tetap tidak kendor semangatnya, walaupun kaum munafik telah berusa menghambat dan menakuti-nakutinya bahwa perjalanan dari Madinah ke Syam benar-benar sangat jauh dan panas, maka diperingatkan oleh Allah bahwa neraka jahannam jauh lebih panas daripada udara dalam perjalanan tersebut, sebagaimana Allah singgung dalam al-qur’an surat al-Taubah:81,

orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas" jika mereka mengetahui.
maka ketujuh orang sahabat tersebut tetap ingin sekali maju ke medan jihad fi sabilillah, naumn karena tidak kesampain mereka menangis.
Tangis yang amat langka, namun sangat terpuji dihadapan Allah serta tercatat dengan tinta emas dalam al-qur’an ialah tangisan hamba-hamba Allah yang sangat alim lagi Sholeh. Mereka menangis dalam sholat mereka. Allah berfirman dalam surat al-Isra:109

dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
Bukhori Muslim mencatat bahwa ada tujuh orang yang akan mendapatkan lindungan dari Allah SWT dihari kiamat nanti, salah satunya adalah orang yang dzikir kepada Allah di tempat yang hening dengan khusu’nya hingga air mata bercucuran karena menangis.
Alangkah indahnya seandainya kita menjadi hamba yang terpuji seperti itu, dan kita berharap kepada Allah SWT semoga kita termasuk orang-orang yang diberi taufik dan hidayah-Nya sebagaimana mereka. Amin ya rabbal ‘alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar